Selamat Maal-Hijrah 1435H

Selamat Maulidurrasul

Tuesday, June 15, 2010

PENGHIDAP HIV SEMBUH

Lelaki Britain penghidap HIV pertama sembuh

(Utusan Malaysia, Isnin – 14 November 2005)



London – Seorang lelaki Britain berusia 25 tahun ditemui sebagai penghidap HIV pertama yang sembuh daripada virus itu selepas menghidap penyakit itu lebih setahun lalu. Penawarnya ialah beliau memakan sejumlah bahan-bahan suplemen kesihatan. Para penyelidik kini sedang meneliti bahan-bahan suplemen tersebut. Para doktor telah melabelkan lelaki tersebut sebagai kes ‘perubatan ajaib’.

Penemuan Kedua:

Penderita AIDS di Jerman Sembuh
Seorang penderita AIDS rupanya bebas dari AIDS setelah menerima transplantasi tulang sumsum dalam perawatan leukimia. Dia menerima sel induk (stem cells) dari donor yang mengalami mutasi genetik, menyebabkan dia imun dari HIV, virus yang menyebabkan AIDS.

Dokter-dokter di Jerman ini benar-benar menyaksikan suatu terobosan medis. Mereka telah merawat seorang penderita leukimia di Klinik Benjamin Franklin yang berlokasi di Berlin, yang merupakan bagian dari perawatan transplantasi tulang sumsum. Penderita leukimia berkebangsaan Amerika yang tinggal di Jerman dan berusia 42 tahun ini juga adalah pengidap AIDS.

Setelah menerima transplantasi, secara menakjubkan terlihat bahwa dia tidak menderita HIV lagi. Kejadian ini menjadi headline di koran-koran di Jerman.

dr-gero
Dr. Gero Huetter - yang merupakan ahli leukimia - adalah dokter yang merawatnya. Dia menggantikan tulang sumsum pasien dengan sel induk (stem cells) dari donor yang mengalami mutasi genetik, menyebabkan dia imun dari HIV, virus yang menyebabkan AIDS. Kini dokter tidak dapat menemukan HIV dalam darahnya.

Dr. Gero berkata, "Tindakan yang saya berikan padanya, yaitu transplantasi tulang sumsum, sebetulnya adalah untuk menyembuhkan leukimia, bukan AIDS. Bila penyakit AIDS-nya sembuh, ini merupakan suatu efek samping. Untuk menyembuhkan leukimianya, kami harus melakukan transplantasi tulang sumsum, bahkan bila kami tak dapat menemukan donor yang cocok dengan mutasinya."

Namun efek samping yang tak umum dalam kasus ini tidak dapat merubah perawatan untuk penderita AIDS. "Karena terapi ini punya tingkat resiko kematian yang tinggi, dan tidak dapat dibenarkan secara etis, hanya dapat dilakukan dalam situasi spesial ini, saat pasien harus menjalani transplantasi karena penyakit lain. Saya menegaskan hal ini, untuk mengurangi harapan yang salah," kata Dr. Gero, merujuk pada pemikiran bahwa semua penderita AIDS dapat disembuhkan dengan cara ini.

Para peneliti masih harus menempuh jalan panjang untuk menemukan pengobatan AIDS, dan kasus ini tidak bisa merubahnya. Namun ada suatu harapan bahwa penemuan ini dapat menginspirasi penelitian baru bagi para ilmuwan yang bekerja untuk menemukan cara menangkal HIV.

No comments: