Selamat Maal-Hijrah 1435H

Selamat Maulidurrasul

Wednesday, August 30, 2017

Al-Quran & Sains

Sel dan Genetika Pada Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an

Di dalam postingan  “Benarkah Pernyataan Al-Qur’an Bahwa Semuanya Diciptakan Berpasangan ? (klik disini untuk baca)“, ketika membahas mengenai surah Yaasin (36) ayat 36 “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan pada diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui“, telah di bahas bagaimana ayat ini dapat diartikan bahwa “pasangan” pada diri manusia adalah pasangan basa pada DNA/RNA manusia.
Postingan ini akan membahas lebih lanjut mengenai “pasangan pada diri mereka sendiri”, bagaimana Al-Qur’an membahas lebih lanjut bahwa dari “pasangan” ini terbentuklah kehidupan, sebagaimana di uraikan di dalam surah Az-Zumar (39) ayat 6 berikut :
[39:6] Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya istrinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?
Dia menciptakan kamu dari seorang diri – khalaqakum min nafsin wahidatin, arti kata per katanya adalah “Dia menciptakan kamu dari nafas yang satu”. Nafsin disini dapat berarti nafas, atau jiwa, atau mengacu kepada sesuatu yang hidup. Dalam hal ini, “nafsin wahidatin” dapat diartikan pula sebagai sel tunggal. Mengapa “nafsin wahidatin“? Karena istilah “sel” atau “cell” belum dikenal pada masa dan tempat ketika ayat ini diturunkan.
Kemudian Dia jadikan daripadanya istrinya – tsumma ja’ala minha zawjaha, arti kata per katanya adalah “kemudian Dia jadikan daripadanya pasangannya”. Zawjaha di sini berarti pasangan : bisa istri, bisa suami, bisa apapun yang menjadi pasangan. Di dalam sel tunggal yang akan menjadi cikal bakal manusia, dijadikan Allah menjadi sel diploid, yaitu sel yang memiliki “pasangan”. “Pasangan” disini adalah pasangan kromosom. Sel tunggal ini kemudian disebut dengan nama zygote atau sel tunggal diploid.
Dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak – wa-anzala lakum mina l-an’ami tsamaniyata azwajin, arti kata per katanya adalah “dan Dia turunkan bagimu dari ternak delapan berpasangan”.
Jika diperhatikan surah Az-Zumar ayat 39 ini, dari awal ayat 39 sampai akhir ayat 39 mengisahkan mengenai pembentukan manusia, akan tetapi tiba-tiba Allah menceritakan mengenai delapan pasang binatang ternak, apa maksud Allah menceritakan hal itu di tengah-tengah ayat tentang penciptaan manusia? An’am dalam bahasa arab berarti ternak atau sesuatu yang dikembang-biakkan, makhluk hidup yang diperbanyak karena memberikan manfaat bagi manusia.
Jika didalam postingan “Benarkah Pernyataan Al-Qur’an Bahwa Semuanya Diciptakan Berpasangan ? (klik disini untuk baca)” azwajin atau pasangan, dalam konteks pada diri manusia dapat berarti pasangan basa dalam DNA/RNA, maka “tsamaniyata azwajin” dapat diartikan sebagai delapan pasangan basa, dan al-an’am dalam ayat ini mengacu kepada DNA/RNA yang diperbanyak karena DNA/RNA ini sangat penting kaitannya dalam makhluk hidup.
Kenapa digunakan istilah al-an’am yang mengacu kepada DNA/RNA ? Karena dalam jaman nabi sendiri, ketika Al-Qur’an ini diturunkan, tidak ada yang mengenal istilah DNA/RNA. Ayat ini diartikan sebagaimana arti tersuratnya : “delapan pasang binatang ternak”, ada yang mengartikan unta, sapi, kambing dan domba masing-masing sepasang. Namun dalam kaitannya dengan pembentukan manusia “al-an’ami tsamaniyata azwajin” berarti DNA/RNA (yang diperbanyak) yang memiliki delapan jenis pasangan basa. Pasangan basa tersebut adalah Adenine untuk DNA, Adenine untuk RNA, Thymine untuk DNA, Thymine untuk RNA, Guanine untuk DNA, Guanine untuk RNA, Cytosineuntuk DNA dan Uracyl untuk RNA.
Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian – yakhluqukum fi butuni ummahatikum khalqan min ba’di khalqin, arti kata per katanya “Dia menjadikan kamu dalam rahim ibumu ciptaan dari setelah ciptaan”. khalqan min ba’di khalqin, ciptaan dari setelah ciptaan, mengindikasikan adanya replikasi. Replikasi DNA/RNA, dimana setiap DNA dan RNA membuat replika dirinya, setiap sel membelah menjadi banyak sel, bentuk tahapan penciptaan sehingga pada akhirnya dari satu sel tunggal menjadi lebih dari 200 milyar sel yang membentuk organ yang sempurna pada seorang anak dalam waktu kurang lebih sembilan bulan.
Dalam tiga kegelapan – fi zulumatin tsalatsin, arti kata per katanya “dalam kegelapan yang tiga”. Pembentukan janin dalam rahim, menurut ilmu pengetahuan saat ini, terdiri dari tiga tahapan, yaitu:
  • Fase pra-embrionik, dimana zygote  membelah diri dan ketika telah menjadi “cell cluster“, sel tersebut membenamkan dirinya ke dinding rahim sambil terus membelah. Dalam tahapan ini sel membentuk tiga lapisan yaitu ectoderm, mesoderm, dan endoderm.
  • Fasa embrionik, terjadi sekitar lima setengah minggu, dimana calon bayi disebut sebagai embrio. Pada tahapan ini, organ-organ dasar dan sistem tubuh mulai terbentuk dari lapisan sel berdasarkan informasi DNA/RNA dalam sel tersebut.
  • Fasa Foetal, di mana ketika memasuki fasa ini, embrio dinamakan foetus, dimana foetus dalam fasa ini sudah berbentuk seperti manusia, dengan wajah, tangan dan kakinya terlihat. Walaupun pada awalnya hanya memiliki panjang 3 cm, seluruh organ tubuhnya telah terlihat. Fase ini berlangsung sampai dengan bayi tersebut siap untuk dilahirkan.
Tiga fase di atas, diistilahkan sebagai zulumatin tsalatsin – tiga kegelapan, terbentuk dari kumpulan sel hasil pembelahan diri dari zygote, yang juga membentuk tiga lapisan sel : ectoderm, mesoderm, dan endoderm.
Perhatikan bagaimana dalam satu ayat singkat Allah menjelaskan bahwa awalnya manusia diciptakan dari sel tunggal diploid yang terus bereplikasi dan berkembang, sehingga menjadi bayi manusia yang sempurna dalam tiga tahapan atau fasa besar yang diistilahkan Al-Qur’an dengan “tiga kegelapan”. Sedangkan tahapan pembentukan manusia di dalam rahim itu sendiri dijelaskan di dalam Al-Qur’an sebagaimana yang telah dibahas di postingan “Manusia dan Tahapan Pembentukannya (klik disini untuk baca)“.

Al-Qur’an berbicara mengenai rekayasa genetika

Lebih lanjut tentang DNA/RNA, Allah menjelaskan dalam surah ‘Abasa (80) ayat 18-19 sebagai berikut :
[80:18-19] Dari apakah Allah menciptakannya ? Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya (faqaddarahu)
Faqaddarahu memiliki arti “lalu meng-qadar-kannya”. Qadar dalam bahasa arab berarti menentukan, merencanakan, men-setting, menyusun, dan dalam bahasa kontemporer dapat diartikan sebagai “memprogram”. Seluruh informasi mengenai fisik dan sifat manusia tersimpan di dalam DNA dan RNA. DNA dan RNA telah memiliki informasi ini sejak tahapan zygote, ketika pembuahan terjadi. Informasi-informasi inilah yang dalam tahapan awal, menjadi acuan bagi sel-sel janin untuk berkembang membentuk organ-organ yang lengkap, yang pada akhirnya akan mempengaruhi keseluruhan bentuk fisik dan sifat-sifat dasar seorang manusia. Semuanya telah diprogram dan ditentukan sejak pembuahan terjadi dan zygote terbentuk.
[4:118-119] yang dilaknati Allah dan setan itu mengatakan: “Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya), dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak (adzana l-an’ami), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, lalu benar-benar mereka mengubahnya“. Barang siapa yang menjadikan setan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.
Dengan melihat al-an’am dalam surah Az-Zumar (39) ayat 6 dalam kaitannya dengan “ciptaan Allah” dapat dikaitkan dengan DNA/RNA, maka di dalam An-Nisaa (4) ayat 119 di atas adzana l-an’amidapat diartikan informasi dari DNA/RNA. Adzan dalam bahasa arab, menurut Arabic-English Lane’s Lexicon halaman 42, selain berarti telinga, dapat pula berarti informasi, pengumuman, notifikasi atau memberikan pengetahuan. Dalam kaitannya dengan DNA/RNA, maka padanan yang paling tepat adalah “informasi”.
Lihat bagaimana Allah telah memberitahukan manusia bahwa suatu saat setan akan menyuruh dan menghasut manusia untuk memotong-motong informasi dalam DNA/RNA dan dengan melakukan hal itu maka manusia akan mengubah ciptaan Allah. Mutasi merupakan efek dari rekayasa genetika. Walaupun ada mutasi yang membawa dampak baik,  namun sebagian besar mutasi memberikan efek negatif dan dalam banyak kasus mengubah bentuk fisik dan sifat asal dari makhluk hidup yang direkayasa genetikanya.
Rekayasa genetika, apabila sampai mengubah ciptaan Allah, apalagi lebih mengarah kepada merusaknya, maka hal tersebut tidak diperbolehkan. Rekayasa genetika dengan tujuan mengobati penyakit, seperti kanker, selama tidak mengubah ciptaan Allah, maka tentu saja hal tersebut diperbolehkan karena bagian dari ikhtiar dan ilmu pengetahuan yang turunkan Allah kepada manusia. Tetapi Allah dalam Al-Qur’an juga telah mengingatkan bahwa akan ada saatnya dimana manusia akan melakukan rekayasa genetika yang akhirnya akan mengubah-ubah ciptaan Allah, akibat bisikan setan yang terlaknat, yang tentu saja akan berakibat buruk dan efek samping bagi manusia itu sendiri meskipun akibatnya tidak langsung saat itu pula dirasakan.
[41:53] Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?

Wallahu a’lam 
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya
Dari berbagai sumber

Narrated Abu Huraira:
I heard Allah’s Apostle saying, “I have been sent with Jawami al-Kalim (i.e., the shortest expression carrying the widest meanings), and I was made victorious with awe (caste into the hearts of the enemy), and while I was sleeping, the keys of the treasures of the earth were brought to me and were put in my hand.” Muhammad said, Jawami’-al-Kalim means that Allah expresses in one or two statements or thereabouts the numerous matters that used to be written in the books revealed before (the coming of) the Prophet. (Translation of Sahih Bukhari, Volume 9, Book 87, Number 141)

No comments: